Asma' Allah dijadikan mantra

 

Bukan rahasia lagi dikalangan perguruan atau aliran-aliran batin, sebagian pengikutnya menganggap amalan yang diberikan gurunya ( umumnya Asma' Allah ) dianggap atau dijadikan mantra, yang akhirnya tidak mempunyai pengaruh dalam jiwanya dan hanya terbatas pada tulisan, kalimat dan lafadz sedang yang diperoleh hanya dengungan suara yg terdengar oleh pendengarannya sendiri sedang hati tidak merasakan kehadiran-Nya. Bagaimana MARASE Menanggapi hal ini?

Asma' Allah maupun ayat-ayat AL-Quran yang lain bukan merupakan mantra, tapi merupakan arah spiritual yang jelas, yang membimbing hamba dalam mencapai keadaan yang tak terhingga dan tertinggi. Asma' Allah bila diucapkan dilisan hanya memiliki efek terbatas pada menghilangkan pikiran dan menurunkan frekwensi gelombang otak. Efek ini mirip yang kita rasakan saat bernyanyi, nonton tv maupun bertamasya. Kita sering terjebak pada kesadaran seperti ini sehingga kita mengira dengan Asma'ul khusna kita telah menuju "puncak spiritual", sedang hal ini bisa dirasakan oleh semua orang tanpa menyebut nama Tuhan.

Disini pentingnya kita mengevaluasi dan mengoreksi ulang tiap amal ibadah yang kita laksanakan, karena tiap amal haruslah berjalan dengan ilmunya. Untuk sebagian orang mungkin tidak perlu mengadakan evaluasi "karena merasa belum mencapai maqom itu, semua itu pekerjaan para syech, kyai, maupun para wali dan biarlah Allah sendiri yang menilainya karena tidak layak manusia menilainya". Anggapan seperti itu tidak keliru, tapi kita juga tidak salah untuk mengevaluasi tiap amal karena tiap orang pasti punya cita-cita terhadap perjuangan yang dilakukannya. Jangan cepat-cepat menarik kesimpulan "semua kita serahkan pada Allah swt". Pemikiran seperti itu sama halnya dia telah menjerat dirinya sendiri.

Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila disebut nama Allah bergetarlah hatinya....(An- Anfal: 2).

Dari Abu hurairah r.a. Nabi bersabda
"Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama yaitu seratus kurang satu, barang siapa menghitungnya (menghafal semuanya) niscaya ia masuk surga ( HR-Bukhori ).

Allah mempunyai nama-nama (asma'ul khusna) yang mengandung pengaruh sangat dalam. Dalam ayat diatas disebutkan bahwa orang-orang yang beriman bila mendengar nama Tuhan bergetarlah hatinya dan menurut hadits nabi barang siapa yang menghafal semua Asma' Allah dia akan masuk surga. Akan tetapi cukupkah kita hanya mengenal dan menghafalnya, tanpa menyadari bahwa yang kita ucapkan adalah Asma' Tuhan penguasa alam semesta? Asma' Allah dan ayat Quran yang lain bila kita ucapkan dengan penuh penghayatan akan memberikan vibrasi yang kuat pada keji waan (mental), mengandung bunyi potensial hingga dapat mempengaruhi kesadaran, sedang pengulangan dalam membacanya mempunyai power untul "Mensugesti dan menghipnosa" mental yang dalam kegelisahan. Jika hanya diucapkan tidak ada bedanya menyebut nama Tuhan dengan menyebut nama-nama benda, kesadaran kita hanya akan dibatasi oleh wujud dan sifatnya. Jika hal itu dilakukan kesadaran kita akan berhenti pada batasan rendah yang disebut "syirik". Allah bersifat mutlak dan berbeda dengan makhluk-NYA.
Sadarilah saat menyebut nama Allah bukanlah sekedar menyebut lafadz yang terdiri dari huruf alif, lam, lam, ha' tapi Dia adalah Dzat yang tidak terbatas dan maha tinggi dengan menyebut Asma-Nya yang agung seharusnya kesadaran kita akan melampaui alam-alam benda atau rupa yang memiliki batasan. Begitulah seharusnya kita menyebut Asma Allah, bukan sebagai mantra dan kita tinggalkan batasan-batasan rendah untuk menuju kesadaran yang tertinggi dan tidak terbatas.

No comments:
Write comments